Tanpa pemberitahuan sebelumnya, anggota BNN Kabupaten Blitar
tiba-tiba muncul di gedung DPRD setempat, Senin (31/10/2016) siang.
Mereka bukan mau melakukan hearing, melainkan akan melakukan tes urine terhadap anggota DPRD yang hadir pagi itu. Kedatangan 16 anggota BNN itu membuat anggota dewan kaget. Sebab, pagi itu tak ada agenda tes urine,
melainkan rapat evaluasi kerja sebulan kemarin. Begitu terkumpul 47
anggota dewan, yang terdiri laki-laki dan perempuan itu, petugas BNN
langsung melakukan tes urine.
Satu per satu anggota dewan disuruh buang air kecil di toilet, dengan
dikawal petugas BNNK. Agar tak bisa mengelabuhi petugas, pintu toiletnya
tak boleh ditutup.
"Kami tak melakukan pemberitahuan sebelumnya. Cuma, karena hari ini
adalah Senin, kami yakin banyak anggota dewan yang masuk sehingga kami
berinisiatif melakukan tes urine," kata AKBP Henry Siswanto, Kepala BNN Kabupaten Blitar. Selang satu jam kemudian, tes urine itu selesai. Namun, hasilnya cukup mengejutkan semua pihak. Sebab, dari 47 anggota dewan yang dites urine
itu, ada tiga orang positif. Ketiganya dari partai politik yang
berbeda. Namun, Henry tak menyebutkan identitas mereka karena beralasan
masih perlu diperdalam lagi hasil tes urine ketiganya tersebut.
"Memang, ada tiga orang yang tes urine-nya positif. Namun, positifnya itu karena mengonsumsi obat-obatan terlarang atau tidak, itu yang perlu kami pertajam. Caranya, urine mereka itu akan kami tes kembali dengan alat yang lebih canggih," tutur Henry. Suwito Saren Satoto, Ketua DPRD Kabupaten Blitar, membenarkan, kalau tes urine
itu memang tak ada pemberitahuan sebelumnya. Namun demikian, pihaknya
mendukung karena memang ini semua demi kemajuan kinerjanya dewan di mata
masyarakat.
"Kalau seandainya ada anggota dewan yang positif, kami tak akan
menutup-nutupinya. Silakan, diproses sesuai hukum yang berlaku," ujar
anggota dewan dari PDIP ini yang juga enggan menyebutkan identitas
ketiga rekannya tersebut.
Untuk tiga anggota dewan yang tidak hadir, menurutnya, memang mereka lagi berhalangan sehingga jumlah anggota dewan yang dites urine itu berjumlah 47 orang. Yakni, satu orang sakit, dan dua orang lagi sedang ke luar kota untuk melakukan diklat.
M Trianto, koordinator LSM KRPK (komite rakyat pemberantasan korupsi)
mendesak agar BNNK menindaklanjuti secara serius terhadap hasil tes urine tiga wakil rakyat yang diduga positif tersebut.
"Itu kan indikasi, sehingga BNNK harus menguaknya, karena masyarakat menunggu kepastian itu. Sebab, mereka itu dipilih rakyat sehingga bersih dari jenis obat-obatan terlarang," ungkap Trianto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar